Jumat, 06 Mei 2011

 BON-ODORI




 Selain itu acara ritual yang biasa dilakukan adalah melakukan tarian yang disebut Obon Odori pada malam hari. Mereka percaya bahwa saat melakukan tarian sang arwah pun turut bergembira menari bersama.





 Ada juga daerah di Jepang yang mempunyai tradisi memajang lampion perayaan Obon dengan maksud agar arwah leluhur bisa menemukan rumah yang dulu pernah ditinggalinya.




 "Bon-Odori" adalah tarian festival tradisional musim panas Jepang. Tarian ini sangat sederhana, Anda bisa belajar dalam praktek beberapa menit! Ini benar-benar menyenangkan "! Yukata adalah informal musim panas Jepang kimono . Anda dapat melihat pesaing indah dari kompetisi Yukata !



   Selama malam musim panas di mana-mana di Jepang, masyarakat setempat menikmati Bon-Odori (tarian) di dekat-dengan taman atau tempat bermain. Tradisi ini berasal ketika petani mengucapkan terima kasih kepada Rice Paddock Allah untuk tanaman musim panas yang baik. Gerakan Tari sederhana dan berulang-ulang. Tentu saja Anda bisa belajar tarian ini pada usia apapun!



 Acara menari bersama yang disebut Bon Odori (盆踊り?, tari Obon) dilangsungkan sebagai penutup perayaan Obon. Pada umumnya, Bon Odori ditarikan bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin dan usia di lingkungan kuil agama Buddha atau Shinto. Konon gerakan dalam Bon Odori meniru arwah leluhur yang menari gembira setelah lepas dari hukuman kejam di neraka.
 Bon Odori merupakan puncak dari semua festival musim panas (matsuri) yang diadakan di Jepang. Pelaksanaan Bon Odori memilih saatterang bulan yang kebetulan terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli menurut kalender Tempō. Bon Odori diselenggarakan pada tanggal 16 Juli karena pada malam itu bulan sedang terang-terangnya dan orang bisa menari sampai larut malam.
 Belakangan ini, Bon Odori tidak hanya diselenggarakan di lingkungan kuil Shinto. Penyelenggara Bon Odori sering tidak ada hubungan sama sekali dengan organisasi keagamaan. Bon Odori sering dilangsungkan di tanah lapang, di depan stasiun kereta api atau di ruang-ruang terbuka tempat orang banyak berkumpul.
 Di tengah-tengah ruang terbuka, penyelenggara mendirikan panggung yang disebut yagura untuk penyanyi dan pemain musik yang mengiringi Bon Odori. Penyelenggara juga sering mengundang pasar malam untuk menciptakan keramaian agar penduduk yang tinggal di sekitarnya mau datang. Bon Odori juga sering digunakan sebagai sarana reuni dengan orang-orang sekampung halaman yang pergi merantau dan pulang ke kampung untuk merayakan Obon.
 Belakangan ini, jam pelaksanaan Bon Odori di beberapa tempat yang berdekatan sering diatur agar tidak bentrok dan perebutan pengunjung bisa dihindari. Penyelenggara Bon Odori di kota-kota sering mendapat kesulitan mendapat pengunjung karena penduduk yang tinggal di sekitarnya banyak yang sedang pulang kampung. Ada juga penyelenggara yang sama sekali tidak menyebut acaranya sebagai Bon Odori agar tidak dikait-kaitkan dengan acara keagamaan.

Hatsu-obon dan Niibon

Hatsu-obon atau Niibon adalah sebutan untuk perayaan Obon yang baru pertama kali dialami oleh arwah orang meninggal yang baru saja peringatan 49 harinya selesai diupacarakan. Perlakuan khusus diberikan untuk arwah yang baru pertama kali merayakan Obon dalam bentuk pembacaan doa yang lebih banyak.
Tradisi Hatsu-obon berbeda-beda tergantung pada daerahnya. Di daerah tertentu, orang yang tinggal di rumah yang baru saja mengalami kematian biasanya memasang lampion berwarna putih di depan pintu masuk rumah dan di makam.

Tiga Bon Odori terbesar:
Kemanai Bon Odori di kota Kazuno (21-23 Agustus)
Hitoichi Bon Odori di kota Hachirōgata (18-20 Agustus)
Nishimonai Bon Odori di kota Ugo (16-18 Agustus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar